PKP ku di Ut
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
1.
Identifikasi
Masalah :
Semakin cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi ternyata berdampak luas terhadap keseluruhan segi kehidupan.
Memasuki era globalisasi yang dipicu perkembangan IPTEK mengharuskan setiap
manusia untuk dapat menyesuaikan dengan perkembangan yang ada. Bila tidak, maka
ia akan terkungkung dalam ketertinggalan. Peranan yang paling besar dalam
mengejar ketertinggalan adalah dunia pendidikan.
Sebagai dampak terhadap situasi yang berkembang
cepat adalah munculnya berbagai masalah yang komplek. Mau tidak mau dampak ini
juga dirasakan oleh siswa misalnya mudahnya alat transportasi, maraknya tingkat
hiburan (Play Station dan Game lainnya) dapat membawa dampak memudahkan siswa
terutama siswa peringkat rendah untuk bolos sekolah. Selain itu bagusnya acara
televisi juga membawa pengaruh pada kegiatan belajar siswa di rumah.
Untuk mengikuti perkembangan yang ada, perubahan demi perubahan
dilakukan oleh pemerintah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang selaras dengan harapan, yaitu sesuai dengan Fungsi
Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UUD Republik Indonesia No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan seperti yang diharapkan maka siswa
seharusnya berada dalam kondisi yang sehat secara fisik dan psikologis. Hal itu
dikarenakan pengaruh kesehatan mental atas pikiran memang besar sekali.
Diantara gejalanya adalah kemampuan berpikir yang menurun, pikirannya tidak
bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Dalam proses pendidikan di sekolah, banyak ditemukan masalah-masalah
yang terjadi pada diri siswa. Terkait dengan diterapkannya Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang menuntut siswa untuk mencapai ketuntasan tertentu dalam
setiap pembelajaran. Tuntutan yang tinggi pada kurikulum tahun 2004 ini
memunculkan masalah-masalah baru yang terkait dengan masalah belajar siswa.
Banyak siswa yang tidak mampu memenuhi standar ketuntasan yang diharapkan.
Berdasarkan
pengamatan dan observasi yang dilakukan, identifikasi masalah dalam penelitian
ini yaitu pembelajaran PKn di SD Negeri Darungan 01 masih bersifat monoton dan
kurang menarik. Akibatnya nilai yang didapat tidak seperti yang diharapkan. Hal
ini nampak pada hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri Darungan 01 yang
rendah. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan untuk pembelajaran
PKn ≥69. Sedangkan nilai siswa kelas V dari 32 siswa hanya 13 siswa yang
mendapatkan nilai ≥69 atau 40,62%. Sedangkan 19 siswa mendapatkan nilai <69
atau 59,38%. Nilai rata-rata kelas siswa yaitu 57,5, sementara rata-rata kelas
yang diharapkan adalah ≥65 sehingga hasil pembelajaran yang dicapai tidak optimal.
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dengan melibatkan guru menunjukkan
kendala-kendala pembelajaran PKn di kelas V SD Negeri Darungan 01.
2.
Analisis
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah di atas dapat dianalisis bahwa: (1) model pembelajaran
yang digunakan guru masih bersifat konfensional (berpusat pada guru bukan pada
murid), (2) guru masih mengalami kesulitan dalam mengaktifkan siswa untuk
terlibat langsung dalam proses penggalian dan penelaahan bahan pelajaran, (3)
seharusnya guru berangkat dari pengalaman siswa sehingga pembelajaran menjadi
bermakna, (4) penghargaan yang diberikan guru masih kurang, (5) siswa adalah
penerima informasi secara pasif dan siswa hanya memperoleh informasi dari guru,
(6) tidak mengoptimalkan media pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar, (7)
siswa tidak bisa berkonsentrasi belajar, (8) siswa tidak bisa mencapai KKM yang
ditentukan sekolah.
Kendala-kendala
dalam pembelajaran PKn sebagaimana dikemukakan di atas jelas berpengaruh
terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran. Kondisi semacam ini tentu
tidak sejalan dengan semangat untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi
siswa. Pembelajaran yang kurang bermakna ini akan semakin memburuk apabila guru
tidak memiliki inisiatif untuk melaksanakan model pembelajaran alternatif yang
lebih inovatif dan variatif.
3.
Alternatif
dan prioritas pemecahan masalah
Salah satu
alternatif model pembelajaran yang bisa dilaksanakan adalah model Tanya jawab
dan menggunakan media gambar Melalui model Tanya jawab dan media gambar siswa
diajak untuk belajar aktif. Maka penulis mencoba menerapkan salah satu model
pembelajaran, yaitu model Tanya jawab dan penggunaan media gambar untuk
membuktikan apakah dengan model Tanya jawab dan media gambar dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar PKn.
Mengingat
pentingnya proses pembelajaran PKn sebagai langkah untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa memiliki kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran harus
diperbaiki dan dicarikan alternatif pemecahannya. Oleh karena itu perlu
dilakukan Penelitian Tindakan Kelas. Sebagai wujud nyata dari tuntutan tersebut
maka peneliti tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian yang berjudul “Meningkatkan hasil belajar siswa dengan
penerapan metode Tanya jawab dan media gambar mata pelajaran PKn kelas V
semester gasal SDN Darungan 01 Tanggul Jember Tahun Pelajaran 2012-2013”.
B. Rumusan Masalah
a. Adakah
peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode Tanya jawab dan media
gambar mata pelajaran PKn kelas V semester gasal SDN Darungan 01 Tanggul Jember
Tahun Pelajaran 2012-2013?
b. Adakah
peningkatan ketuntasan belajar siswa dengan penerapan metode Tanya jawab dan
media gambar kelas V semester gasal SDN Darungan 01 Tanggul Jember Tahun
Pelajaran 2012-2013?
C.
Tujuan
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun tujuan
penelitian pembelajaran ini adalah :
1.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dengan penerapan metode Tanya jawab dan media gambar mata pelajaran PKn kelas V
semester gasal SDN Darungan 01 Tanggul Jember Tahun Pelajaran 2012-2013.
2.
Untuk meningkatkan Ketuntasan belajar
siswa dengan penerapan metode Tanya jawab dan media gambar mata pelajaran PKn
kelas V semester gasal SDN Darungan 01 Tanggul Jember Tahun Pelajaran
2012-2013.
D.
Manfaat
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat penelitian
perbaikan pembelajaran adalah :
1.
Bagi
siswa
Siswa dapat memahami dan mudah
menguasai materi yang diberikan guru.
2.
Bagi
guru
Guru dapat memperbaiki pembelajaran
Pkn di kelas V dan hasil dari pembelajaran memuaskan.
3.
Bagi
sekolah
Hasil
penelitian ini dapat membantu meningkatkan kualitas hasil belajar khususnya
pelajaran PKn, sehingga secara langsung memberikan kontribusi dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.
II.
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Karakteristik
Pembelajaran PKn
a.
Pengertian
PKn
PKn
adalah Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu Pendidikan yang menyangkut status
formal warga Negara yang pada awalnya diatur dalam undang-undang No. 2 tahun
1949. Undang-undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan, dan peraturan
tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga Negara.
b.
Tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Tujuan
PKn (Udin S. Winataputra, dkk. : 2010)adalah partisipasi yang penuh nalar dan
tanggung jawab dalam kehidupanpolitik dari warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia.
c.
Ruang
lingkup Pendidika Kewarganegaraan (PKn)
Ruang
lingkup PKn secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut : (1) Persatuan
dan Kesatuan, (2) Norma Hukum dan Peraturan, (3) HAM, (4) Kebutuhan Watga
Negara, (5) Konstutusi Negara, (6)
Kekuasaan Politik, (7) Kedudukan Pancasila, (8) Globalisasi.
B.
Prinsip
Dasar Metode Tanya Jawab
1.
Pengertian
Metode
Tanya jawab adalah cara penyampaian belajar dalam proses belajar mengajar
melalui interaksi dua arah dari guru ke siswa atau dari siswa ke guru agar
diperoleh jawaban melalui lesan guru atau siswa.
2.
Kelebihan/kekurangan
· Kelebihan
metode Tanya jawab :
a. Menumbuhkan
keberanian dan meneruskan jawaban
b. Lebih
merangsang siswa untuk mendayagunakan kemampuan berfikir
c. Dapat
menarik dan memusatkan perhatian siswa pada pelajaran
d. Menimbulkan
rasa ingin tahu siswa terhadap permasalahan yang dibicarakan sehingga
menimbulkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
· Kekurangan
metode Tanya jawab
a. Pada
kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan pada seluruh siswa
b. Siswa
yang pasif tidak bisa berkembang
c. Menimbulkan
rasa gugup pada siswa tang tidak punya keberanian untuk bertanya atau menjawab.
C.
Media
Pembelajaran
a.
Pengertian
Media Pembelajaran
Kata
media merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara, sedangkan
menurut istilah. adalah wahana pengantar pesan. Beberapa teknologi pengajaran, banyak
memberikan batasan definisi tentang media pengajaran, diantaranya :
a.
Menurut AECT (Association of Education and
Communication Technology) memberi batasan mengenai media sebagai segala bentuk
dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan informasi.
b.
Menurut NEA (National Education Assocation)
menyatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun
audio visual serta peralatannya. Dan hendaknya dapat dimanipulasi, dilihat,
didengar dan dibaca.
c.
Gagne menyatakan bahwa, media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
d.
Briggs berpendapat, media adalah segala alat fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, misalnya
buku, film bingkai, kaset dan lain-lain (Soetomo, 1993; 197-198.)
Dari berbagai
pendapat yang dikemukakan di atas penulis mempunyai pengertian bahwa pengertian
media pembelajaran adalah sebagai
berikut :
1.
Media adalah wadah dari pesan yang oleh sumber atau
penyalurannya angin diteruskan kepada penerima pesan tersebut.
2.
Bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan
instruksional.
3.
Ujian yang ingin dicapai adalah terjadinya proses
belajar pada penerima pesan (anak didik).
Berdasarkan beberapa
batasan tentang media pengajaran, maka dapat dikemukakan ciri-ciri umum yang
terkandung dalam media pengajaran, antara lain :
1.
Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang
dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu yang
dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indera.
2.
Media pembelajaran memiliki pengertian non fisik
yang dikenal sebagai soft ware (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan
yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan
kepada siswa.
3.
Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual
dan audio.
4.
Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu
pada proses belajar baik dalam kelas maupun diluar kelas.
5.
Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi
dan interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
6.
Media pembelajaran dapat digunakan secara massa
(misalnya; radio, televisi) kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya; slide,
video, OHP) atau perorangan (misalnya; modul, computer, radio, tape/kaset video
recorder).
b.
Jenis-Jenis Media Pengajaran.
Ada beberapa jenis
media pengajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Jenis
media pengajaran tersebut antara lain :
1.
Media grafis
Media grafis adalah
media visual. Dalam media ini, pesan yang akan disampaikan dapat dituangkan
dalam bentuk symbol. Oleh karena itu symbol-symbol yang digunakan nantinya
perlu dipahami benar artinya, agar dalam penyampaian materi dalam proses
belajara mengajar dapat berhasil secara efektif dan efesien.
Media grafis
berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan
atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan apabila tidak
digrafiskan misalnya pelaksanaan sholat atau tentang konsep lainnya : konsep
sifat wajib, mustahil bagi Allah Swt.
Media grafis selain
sederhana dan mudah pembuatannya, media grafis
juga termasuk media yang murah ditinjau dari segi biayanya, antara lain
:
1.
Gambar atau foto
Media gambar adalah
media yang paling umum dipakai. Gambar atau foto merupakan bahasa umum
dim,engerti dan dinikmati dimana-mana. Sebagaimana pepatah China mengatakan
“sebuah gambar bercerita lebih banyak
daripada seribu bahasa”. Dalam penggunaan media pembelajaran ini, gambarnya
harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
2.
Sketsa
Sketsa adalah gambar
yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa
detail. Karena setiap orang normal dapat diajar menggambar, maka setiap guru
yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya dalam bentuk sketsa. Sketsa
selain, dapat menarik perhatian siswa.
2.
Diagram
Diagram adalah suatu
gambar sederhana yang dirancang untuk menggambarkan hubungan timbal balik, yang
menggunakan garis-garis dan simbol-simbol. Diagram biasanya menggambarkan
struktur dari obyeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar
komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ.
a.
Grafik
Grafik sederhana yang menggunakan titik-titik, grafis dan gambar. Untuk
melengkapi seringkali simbol-simbol verbal digunakan pula disitu. Fungsinya
adalah untuk menggambarkan data secara kuantitatif dan teliti, menerangkan
perkembangan atau perbandingan sesuatu obyek atau peristiwa yang saling
berhubungan secara singkat dan jelas.
b.
Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, yaitu suatu gambar
interpretatife yang digunakan symbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan
secara cepat dan ringkas atau sesuatu terhadap orang situasi atau kejadian-kejadian tertentu.
Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap atau
tingkah laku. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus
disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail
menggunakan symbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dipahami dengan
cepat (Arief, 1999:82).
C.
Kriteria Pemilihan Media Pengajaran
Dalam memilih media
pembelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :
1.
Ketepatan
Ketepatannya dengan
tujuan pembelajaran dipilih atas dasar
tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
2.
Dukungan
Dukungan terhadap
isi bahan pelajaran, bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan
generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih dipahami.
3.
Kemudahan
Kemudahan memperoleh
media, media yang diperlukan mudah diperoleh setidaknya mudah dibuat oleh guru
pada waktu mengajar.
4.
Ketrampilan Guru
Ketrampilan guru
dalam menggunakannya, guru mampu menggunakannya dengan baik dalam proses
belajar mengajar.
5.
Tersedianya Waktu
Tersedianya waktu
bagi guru dalam proses belajar mengajar untuk dapat menggunakan media
pembelajaran.
Sesuai dengan taraf
berfikir siswa, memilih media pembelajaran
sesuai dengan taraf berfikir siswa sehingga makna yang terkandung di
dalamnya dapat difahami oleh siswa.
Dengan kriteria
pemilihan media di atas, guru akan lebih mudah menggunakan media mana yang
dianggap tepat untuk membantu dalam proses belajar mengajar sehingga dengan
adanya media yang tepat dapat melaksanakan proses belajar mengajar sehingga
dengan adanya media yang tepat yang tepat dapat melaksanakan proses belajar
mengajar dengan efektif dan efisien.
D.
Fungsi dan Manfaat Pengajaran
Secara umum media
pengajaran mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat verbalis, sehingga mempermudah siswa dalam memahami pesan tersebut.
2.
Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan daya indera Menarik perhatian siswa dalam proses belajar
mengajar.
3.
Menimbulkan gairah belajar pada siswa.
4.
Memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih
langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
5.
Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri
menurut kemampuan dan minatnya.
Mempersamakan pengalaman dan persepsi antar siswa dalam
menerima pesan. (Arief, 1999:16)
Berdasarkan batasan-batasan mengenai batasan media
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pengajaran segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pendidikan dari pengirim pesan atau
guru kepada penerima pesan (siswa) dan dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian siswa sehingga terjadi proses belajar
mengajar yang mempermudah siswa dalam memahami pesan.
Menurut Oemar Hamalik (Oemar Hamalik dalam Azhar Arsad, 1997:15), manfaat dari penggunaan media dalam proses belajar mengajar adalah :
1.
Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dalam berfikir dan mengurangi verbalisme.
2.
Memperbesar
perhatian siswa dalam proses belajar mengajar.
3.
Meletakkan
dasar-dasar yang penting untuk perkembangan proses belajar mengajar dan membuat
pelajaran yang mantap.
4.
Menumbuhkan
pemikiran yang teratur, lentur dan continue terutama melalui gambar hidup
membantu tumbuhannya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan
berbahasa.
5.
Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi
dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar..
d.
Hasil
Belajar
1.
Pengertian
Hasil Belajar
Menurut Oemar Hamalik dalam Azhar Arsad (1997) hasil belajar adalah bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
2.
Macam-macam
Hasil Belajar
Howard
Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
e.
Hipotesis
Tindakan
1. Ada
peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode Tanya jawab dan media
gambar mata pelajaran PKn Kelas V semester gasal SDN Darungan 01 Tanggul Jember
Tahun Pelajaran 2012-2013
2. Ada
peningkatan ketuntasan belajar siswa dengan penerapan metode Tanya jawab dan
media gambar mata pelajaran PKn Kelas V semester gasal SDN Darungan 01 Tanggul
Jember Tahun Pelajaran 2012-2013
III.
PELAKSANAAN
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
Subjek,
Tempat, dan Waktu Penelitian
1.
Subjek
Penelitian
Subjek
Penelitian adalah siswa Kelas V SD Negeri Darungan 01 berjumlah 32 siswa, dengan
rincian jumlah laki-laki 20 siswa dan 12 siswa perempuan. Siswa kelas V
memiliki kemampuan dan ketrampilan yang sangat bervariatif dan berasal dari
berbagai latar belakang ekonomi keluarga yang dapat mempengaruhi sikap,
motivasi dalam belajar dan hasil belajar yang mereka capai.
2.
Tempat
Penelitian
Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran dilaksanakan di SDN Darungan 01 dengan alamat Jl. Raden
Wijaya No. 19 Desa Darungan Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember ( Telp.
0336-441825) alamat e-mail : sdndarungansatu@yahoo.co.id.
3.
Waktu
Penelitian
Waktu
penelitian dilaksanakan pada Bulan Oktober sampai dengan Bulan November 2012.
Dengan siklus I diawali pada hari Senin, 22 Oktober 2012 dan siklus 2 diakhiri
pada hari Kamis, 08 November 2012.
B.
Desain
Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1.
Desain
Perbaikan Pembelajaran
Desain
Perbaikan Pembelajaran digunakan desain PTK (Penelitian Tindakan Kelas) atau
CAR (Classroom Action Research). Pada Pelaksanaan PTK ini terdiri dari beberapa
siklus dan setiap siklus terdiri dari : perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Pada perbaikan pembelajaran ini dilakukan secara kolaboratif dengan
melibatkan teman sejawat.
Keempat
tahapan dalam dua siklus tersebut digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Tahapan per siklus
Mengamati
Mengamati
2.
Prosedur
Perbaikan Pembelajaran
Adapun
Prosedur Perbaikan pembelajaran sebagai
berikut :
a.
Pra
Siklus
Kegiatan
yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut :
a. Refleksi awal. Penulis bersama dengan teman
sejawat
di SD
Negeri Darungan 01 mengidentifikasi
permasalahan siswa yang mempunyai hsil belajar rendah.
b. Penulis dan teman sejawat merumuskan permasalahan secara operasional,
relevan dengan masalah penelitian.
c. Penulis dan teman sejawat merumuskan hipotesis tindakan yang lebih
menekankan pada Tanya jawab dan media gambar.
d. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan
yang di dalamnya meliputi :
1) Menetapkan indikator-indikator desain pembelajaran
menggunakan metode Tanya jawab dan media gambar.
2) Menyusun rancangan strategi pembelajaran
metode Tanya jawab dan media gambar
3) Menyusun metode dan alat pengumpul data berupa
non tes, yaitu lembar observasi dan angket.
e. Menyusun rencana pengolahan data yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif.
b.
Siklus
1
1.
Perencanaan
Pada tahapan ini
dilakukan kegiatan :
-
Menyiapkan dan membuat silabus
-
Menyiapkan dan membuat RPP
-
Menyiapkan dan membuat alat evaluasi
-
Menyiapkan dan membuat media
-
Meyiapkan dan membuat LKS
-
Menyiapkan dan membuat pedoman observasi
-
Menyiapkan dan membuat pedoman penilaian
2.
Tindakan
Pada tahapan ini
maka di lakukan pembelajaran dengan menerapkan langkah-langkah pembelajaran
yang telah disusun pada tahapan perencanaan. Pada tahap tindakan ini peneliti
sebagai guru model dan disertai dengan teman sejawat sebagai observer.
3.
Observasi
Pada tahapan ini
dilakukan ketika peneliti menyimpan langkah-langkah yang disusun pada
perencanaan. Pada saat itu observer melakukan observasi terhadap kelancaran
pembelajaran yang difokuskan kepada proses hasil belajar.
Ada dua hal yang diobservasi :
-
Keterlaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti/guru
-
Aktivitas belajar siswa
Pada pelaksanaan observasi ini
observer dibekali dengan pedoman observasi.
4.
Refleksi
Pada tahapan
refleksi ini dilakukan analisis terhadap keterlaksanaan pembelajaran dan
ketercapaian hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar. Yang dibandingkan atau
dikaitkan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
Apabila hasil belajar diatas KKM
maka perbaikan pembelajaran bias dihentikan, namun apabila hasil belajar di
bawah KKM maka aan dilakukan per siklus berikutnya.
c.
Siklus
II
Adapun
langkah-langkah siklus II sama dengan langkah-langkah yang telah dilakukan di
siklus pertama.
3.
Prosedur
Pengambilan Data.
Pengambilan
data dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini meneliti :
a.
Metode
Observasi
Dalam
penelitian ini diperlukan instrumen yang relevan dengan data yang akan diambil,
Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu non tes yang berupa
lembar observasi.
Agar lebih jelas dalam menggunakan
metode observasi, maka perlu untuk dikemukakan mengenai pengertian-pengertian
dari observasi itu. Observasi adalah merupakan penyelidikan yang dijalankan
secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera (terutama
mata) terhadap kejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi
Bimo Walgito (1982 : 54).
Hal ini diperkuat oleh pendapat I
Djumhur (1975 : 51) observasi adalah merupakan suatu teknik untuk mengamati
secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang
berlangsung, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Dari kedua pendapat tersebut di atas
maka dapat disimpulkan bahwa observasi adalah merupakan pengamatan dan
pencatatan serta penyelidikan yang dilakukan dengan alat indera dan secara
sistematis terhadap semua fakta, data dan gejala baik langsung maupun tidak langsung
dalam waktu dan pada tempat tertentu dimana fakta, data tersebut ditemukan atau
dimana kejadian itu terjadi.
Keuntungan-keuntungan dari observasi
adalah :
1. Observasi
merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk memperoleh data berbagai
aspek tingkah laku.
2. Teknik
observasi memungkinkan dilakukan pencatatan yang serempak dengan terjadinya
gejala atau kejadian penting.
3. Observasi
dapat merupakan teknik untuk mencek data yang diperoleh dengan teknik lain,
angket, wawancara dan sebagainya.
4. Dengan
observasi, observer tidak memerlukan bahasa verbal sebagai alat untuk
memperoleh data.
5. Dengan
observasi dapat diperoleh data, gejala atau kejadianyang sebenarnya dan
langsung.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
observasi sistematis, jadi sebelum observasi dilaksanakan, menyiapkan rencana
kerangka terlebih dahulu, data yang akan diobservasi sudah disusun dalam rangka
bentuk rencana atau kerangka terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan supaya pada
waktu terjun dalam penelitian tinggal mengarah pada tujuan yang hendak
diobservasi.
b.
Metode
dokumentasi
Metode
dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data nama siswa, nama observer, jadwal
pembuatan nilai.
c.
Wawancara/interview
Metode wawancara
dilakukan untuk mendapatkan data tentang tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran kepala sekolah.
d.
Angket
Adapun angket adalah merupakan suatu
daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh anak yang
ingin diselidiki atau responden.
Angket merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Data yang ingin
dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan secara tertulis dan responden
memberikan jawaban secara tertulis pula.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh
dari angket adalah sebagai berikut :
1.
Angket dapat dipergunakan untuk
mengumpulkan data kepada sejumlah responden dalam jumlah yang banyak dalam
waktu singkat.
2.
Setiap responden menerima sejumlah
pertanyaan yang sama.
3.
Dengan angket responden mempunyai
kebebasan untuk memberikan keterangannya.
4.
Responden mempunyai waktu yang cukup
untuk menjawab pertanyaan.
5.
Dalam angket pengaruh subyektif dapat
dihindarkan.
e.
Tes
Metode tes
dipakai untuk mendapat data tentang hasil belajar. Tes dibuat oleh guru model
yang sebelumnya didiskusikan dengan teman sejawat. Bentuk tes adalah tes tulis
yang terdiri dari soal pilihan ganda dan esay. Sebelum dibuat soal maka dibuat
kisi-kisi soal dimana kisi-kisi dibuat atas dasar SK dan KD yang ditetapkan.
4.
Teknik
Analisis Data
Data
tentang hasil belajar siswa dianalisis secara deskriftif quantitative dalam
bentuk persentase (%) yang dibandingkan dari pra siklus = 57,5 %, siklus I =
73,1% dan siklus II = 80%. Perbandingan-perbandingan itu didasarkan atas
besarnya KKM yang ada di sekolah adapun KKM untuk individual sebesar 69 SDN
Darungan dan KKM klasikal 75 (SDN Darungan 01 Tahun Pelajaran 2012-2013).
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pada hasil dan
pembelajaran ini diuraikan tentang diskripsi hasil penelitian perbaikan
pembelajaran dan pembahasan hasil penelitian perbaikan pembelajaran.
A.
Deskripsi
hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.
Hasil
Pra siklus
Pra siklus terhadap
pembelajaran PKn pada Standar Kompetensi Memahami pentingnya keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) rata-rata hasil belajarnya menunjukkan
rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Karena dari 32
siswa yang ada hanya 13 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi (hasil
evaluasi di atas KKM). Adapun hasilnya adalah sebagau berikut :
Tabel
4.1. Daftar Hasil Belajar Pra Siklus
NO
|
NAMA
|
Hasil
Belajar
|
Tuntas
|
Tidak
Tuntas
|
1
|
Abdus
Salam
|
20
|
|
√
|
2
|
Ahmad
Fauzi
|
40
|
|
√
|
3
|
Ahmad
Khotib
|
60
|
|
√
|
4
|
Ahmad
Riki
|
80
|
√
|
|
5
|
Ahmad
Zaelani
|
80
|
√
|
|
6
|
Bastian
Susanto
|
80
|
√
|
|
7
|
Dodik
Siswanto
|
40
|
|
√
|
8
|
Elyana
|
40
|
|
√
|
9
|
Fasyaidita
Tera P. A.
|
80
|
√
|
|
10
|
Galih
Kusuma
|
80
|
√
|
|
11
|
Galuh
Ambarwati
|
80
|
√
|
|
12
|
Ika
Wulandari
|
80
|
√
|
|
13
|
Jekly
Ilham F.
|
80
|
√
|
|
14
|
Lailatul
Hikmah
|
80
|
√
|
|
15
|
Mohamad
Karim
|
40
|
|
√
|
16
|
Muhdor
Nasirudin
|
80
|
√
|
|
17
|
Mochamad
Ifan
|
20
|
|
√
|
18
|
Mohamad
Rizal
|
80
|
√
|
|
19
|
Moch.
Lutfi
|
20
|
|
√
|
20
|
Pipin
Handayani
|
60
|
|
√
|
21
|
Riko
M. Rizal
|
60
|
|
√
|
22
|
Rina
Astika Putri
|
20
|
|
√
|
23
|
Risa
Umami
|
60
|
|
√
|
24
|
Rufiah
|
60
|
|
√
|
25
|
Siti
Muilatul H.
|
60
|
|
√
|
26
|
Sofiatul
Laili
|
80
|
√
|
|
27
|
Suriyanto
|
40
|
|
√
|
28
|
Syaiin
Qodir
|
20
|
|
√
|
29
|
Vetrin
Okta R.
|
60
|
|
√
|
30
|
Wahyu
Cahya F.
|
40
|
|
√
|
31
|
Yoga
Priantoro
|
40
|
|
√
|
32
|
Zainal
Alim M.
|
80
|
√
|
|
JUMLAH
|
1840
|
13
|
19
|
|
RATA-RATA
|
57,5
|
|
|
|
Prosentase ( % )
|
|
40,6%
|
|
Keterangan
:
Jumlah siswa tuntas : 13
Jumlah siswa tidak
tuntas : 19
Kalsikal : Tidak tuntas
2.
Jadwal
perbaikan pembelajaran
Adapun jadwal perbaikan
pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2.
Jadwal Perbaikan Pembelajaran
No
|
Hari, Tanggal
|
Kegiatan
|
1.
|
Senin,
22-10-2012
|
Implementasi
RPP 1
|
2.
|
Kamis,
25-10-2012
|
Implementasi
RPP 2
|
3.
|
Senin,
29-10-2012
|
Tes
|
4.
|
Kamis,
01-11-2012
|
Implementasi
RPP3
|
5.
|
Senin,
05-11-2012
|
Implementasi
RPP 4
|
6.
|
Kamis,
08-11-2012
|
Tes
|
3.
Hasil
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun hasil
penelitian perbaikan pembalajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.
Hasil
belajar
Setelah
melakukan perbaikan pembelajaran setiap siswa diberi tes formatif yaitu siklus
I dan tes formatif siklus II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam proses pemeblajaran.
Adapun
data penilaian dalam proses perbaikan pembelajaran per siklus adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.3.
Daftar Hasil Belajar Siklus I
NO
|
NAMA
|
Hasil Belajar
|
Tuntas
|
Tidak Tuntas
|
1
|
Abdus
Salam
|
40
|
|
√
|
2
|
Ahmad
Fauzi
|
60
|
|
√
|
3
|
Ahmad
Khotib
|
80
|
√
|
|
4
|
Ahmad
Riki
|
80
|
√
|
|
5
|
Ahmad
Zaelani
|
80
|
√
|
|
6
|
Bastian
Susanto
|
80
|
√
|
|
7
|
Dodik
Siswanto
|
60
|
|
√
|
8
|
Elyana
|
60
|
|
√
|
9
|
Fasyaidita
Tera P. A.
|
100
|
√
|
|
10
|
Galih
Kusuma
|
80
|
√
|
|
11
|
Galuh
Ambarwati
|
100
|
√
|
|
12
|
Ika
Wulandari
|
80
|
√
|
|
13
|
Jekly
Ilham F.
|
100
|
√
|
|
14
|
Lailatul
Hikmah
|
80
|
√
|
|
15
|
Mohamad
Karim
|
60
|
|
√
|
16
|
Muhdor
Nasirudin
|
80
|
√
|
|
17
|
Mochamad
Ifan
|
40
|
|
√
|
18
|
Mohamad
Rizal
|
100
|
√
|
|
19
|
Moch.
Lutfi
|
40
|
|
√
|
20
|
Pipin
Handayani
|
80
|
√
|
|
21
|
Riko
M. Rizal
|
80
|
√
|
|
22
|
Rina
Astika Putri
|
40
|
|
√
|
23
|
Risa
Umami
|
80
|
√
|
|
24
|
Rufiah
|
80
|
√
|
|
25
|
Siti
Muilatul H.
|
80
|
√
|
|
26
|
Sofiatul
Laili
|
80
|
√
|
|
27
|
Suriyanto
|
60
|
|
√
|
28
|
Syaiin
Qodir
|
40
|
|
√
|
29
|
Vetrin
Okta R.
|
80
|
√
|
|
30
|
Wahyu
Cahya F.
|
60
|
|
√
|
31
|
Yoga
Priantoro
|
60
|
|
√
|
32
|
Zainal
Alim M.
|
100
|
√
|
√
|
JUMLAH
|
2340
|
20
|
12
|
|
RATA-RATA
|
73,1
|
|
|
|
Prosentase ( % )
|
|
62,5 %
|
|
Keterangan :
Jumlah siswa tuntas : 20
Jumlah siswa tidak
tuntas : 12
Kalsikal : Tidak tuntas
Tabel 4.4.
Daftar Hasil Belajar Siklus II
NO
|
NAMA
|
Hasil Belajar
|
Tuntas
|
Tidak Tuntas
|
1
|
Abdus
Salam
|
60
|
|
√
|
2
|
Ahmad
Fauzi
|
60
|
|
√
|
3
|
Ahmad
Khotib
|
80
|
√
|
|
4
|
Ahmad
Riki
|
80
|
√
|
|
5
|
Ahmad
Zaelani
|
80
|
√
|
|
6
|
Bastian
Susanto
|
100
|
√
|
|
7
|
Dodik
Siswanto
|
60
|
|
√
|
8
|
Elyana
|
60
|
|
√
|
9
|
Fasyaidita
Tera P. A.
|
100
|
√
|
|
10
|
Galih
Kusuma
|
80
|
√
|
|
11
|
Galuh
Ambarwati
|
100
|
√
|
|
12
|
Ika
Wulandari
|
80
|
√
|
|
13
|
Jekly
Ilham F.
|
100
|
√
|
|
14
|
Lailatul
Hikmah
|
100
|
√
|
|
15
|
Mohamad
Karim
|
80
|
√
|
|
16
|
Muhdor
Nasirudin
|
80
|
√
|
|
17
|
Mochamad
Ifan
|
80
|
√
|
|
18
|
Mohamad
Rizal
|
100
|
√
|
|
19
|
Moch.
Lutfi
|
60
|
|
√
|
20
|
Pipin
Handayani
|
80
|
√
|
|
21
|
Riko
M. Rizal
|
80
|
√
|
|
22
|
Rina
Astika Putri
|
60
|
|
√
|
23
|
Risa
Umami
|
80
|
√
|
|
24
|
Rufiah
|
80
|
√
|
|
25
|
Siti
Muilatul H.
|
80
|
√
|
|
26
|
Sofiatul
Laili
|
80
|
√
|
|
27
|
Suriyanto
|
60
|
|
√
|
28
|
Syaiin
Qodir
|
60
|
|
√
|
29
|
Vetrin
Okta R.
|
100
|
√
|
|
30
|
Wahyu
Cahya F.
|
80
|
√
|
|
31
|
Yoga
Priantoro
|
80
|
√
|
|
32
|
Zainal
Alim M.
|
100
|
√
|
|
JUMLAH
|
2560
|
24
|
8
|
|
RATA-RATA
|
80
|
|
|
|
Prosentase ( % )
|
|
75 %
|
|
Keterangan :
Jumlah siswa tuntas : 24
Jumlah siswa tidak
tuntas : 8
Kalsikal : Tuntas
Tabel 4.5. Rekapitulasi hasil
belajar dan Ketuntasan belajar
No.
|
Hasil Belajar
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
Kenaikan Siklus 1 ke Siklus 2
|
1.
|
Rata-rata Hasil
Belajar
|
73,1
|
80
|
6,9
|
2.
|
Jumlah siswa yang
tuntas
|
20
|
24
|
4
|
3.
|
Prosentase ketuntasan
belajar
|
62,5
%
|
75
%
|
12,5
%
|
B.
Pembahasan
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pada bagian pembahasan ini bisa dilihat antar siklus
dan perbandingan hasilnya. Kalau kita lihat hasil observasi di setiap siklus
menunjukkan kecenderungan yang berbeda dan terus meningkat. Hal ini disebabkan
pada siklus ke-1 masih ada kekurangan pada metode dan media yang digunakan Hal
ini diperbaiki pada siklus ke-2. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa
menjadi meningkat. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, dan ketuntasan
hasil belajar siswa diketahui dengan menggunakan metode tes. Tes tersebut
dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sesudah pelaksanaan siklus I dan II. Dimana
siklus I masih belum mencapai kriteria ketuntasan berdasarkan dari tes siklus I
yaitu 62,5% dari kriteria ketuntasan klasikal yang sudah ditentukan yaitu ≥75%
yang memperoleh nilai ≥73 Sedangkan siklus II dilakukan sebagai kegiatan
pemantapan dengan menggunakan materi selanjutkan pada kompetensi dasar yang
sama, persentase ketuntasan pada siklus II mencapai 75%. Ketuntasan hasil
belajar siswa diketahui dengan menggunakan metode tes. Tes tersebut dilakukan
sebanyak 2 kali, yaitu sesudah pelaksanaan siklus I dan II.
Berdasarkan pembahasan di atas
,dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Tanya jawab dan
media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan dan
meningkatkan keterampilan siswa dalam berdiskusi antar sesama teman sehingga
hasil belajar siswa juga meningkat dan menjadi lebih baik.
Dengan terus meningkatkan hasil tindakan
pada setiap siklus, akhirnya bisa dikatakan bahwa Ada peningkatan hasil belajar
dan ketuntasan belajar siswa dengan penerapan metode Tanya jawab dan media
gambar mata pelajaran PKn Kelas V semester gasal SDN Darungan 01 Tanggul Jember
Tahun Pelajaran 2012-2013.
V.
SIMPULAN
DAN SARAN TINDAK LANJUT
A.
Simpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1.
Ada peningkatan hasil belajar siswa
dengan penerapan metode Tanya jawab dan media gambar Pada pra siklus didapat
rata-rata = 57,5 siklus I = 73,1 siklus II = 80 maka ada peningkatan hasil
belajar siswa dengan perapan metode Tanya jawab dan media gambar
2.
Ada peningkatan Ketuntasan belajar siswa
dengan penerapan metode Tanya jawab dan media gambar Pada pra siklus didapat prosentase
pra siklus = 40,6% siklus I = 62,5% siklus II = 75% maka ada peningkatan ketuntasan
belajar siswa dengan perapan metode Tanya jawab dan media gambar
B.
Saran
Tindak Lanjut
Adapun
saran-saran yang dapat diberikan yaitu :
1.
Penjelasan materi yang disampaikan
hendaknya dengan menggunakan metode yang bervariatif.
2.
Penggunaan media harus sesuai dengan
materi.
3.
Ciptakan pembelajaran aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan agar pembelajaran lebih bermakna.
4.
Penerapan Metode Tanya jawab dan Media
gambar dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain
DAFTAR
PUSTAKA
Udin
S. Winataputra, dkk. 2010. Materi dan Pembelajaran Pkn SD. Jakarta :
Universitas Terbuka
Widihastuti,
Setiati. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan; SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat
Perbukuan
Sumantri,
Mulyani dan Permana Johar. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Dirjen Pendidikan
Tinggi Depdikbud
Wardhani
I.G.A.K, Kuswaya Wihardit. 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:
Universitas Terbuka
Wardhani
I.G.A.K,dkk, 2011.Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka
Andayani,
dkk, 2011. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka
I.
Djumhur, Dan Moh. Surya.1971. Bimbingan
dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung : CV. Ilmu Bandung
Bimo Walgito. 1985. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.
Arief S. Sardiman. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali pers,
1 Komentar:
Bermanfaat,
Silahkan kunjungi:
http://ketik-ptk.blogspot.co.id/2016/08/pkp-terbaru-2016.html
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda